Kebun sawit. (Foto:
Mitradi HFA)
GUDATAnews.com,
Bengkulu - Meskipun
sudah setahun kita bebas dari covid namun ekonomi kita belum bisa sepenuhnya
bangkit. Sebab hampir semua jenis usaha yang dilakukan oleh kita masyarakat
kecil belum balance/seimbang antara pemasukan atau modal dengan hasil.
Katakanlah petani karet sampai saat ini sudah lebih dari 10 tahun harga karet
tidak memadai bagi petani. Demikian juga komoditas primadona yakni sawit yang
hampir se antero tanah air ditanami sawit tapi harganya terus fluktuatif.
Sementara harga pupuk terlalu tinggi.
Para peternak pun demikian. Memelihara ayam petelur dan
pedaging sama saja harga persis Trenggiling bisa naik tidak bisa turun. Pun
demikian peternak ikan air tawar. Tidak seimbang harga pakan dengan hasil ikan
setelah panen. Maka, di sepanjang jalan kita melihat meja-meja orang menjajakan
berbagai macam. Mulai dari minyak goreng, sayuran, bawang merah bawang yang
hanya disinggahi pembeli satu dua orang dalam 1 jam.
Kita tetap berterima kasih pada pemerintah yang terus
memberikan subsidi dalam berbagai sektor. Hanya saja belum mampu juga
mendongkrak ekonomi masyarakat. Bekerja di sektor pembangunan pun sekarang
proyek masih sepi. Butuh solusi cerdas dan berani buat membangkitkan ekonomi
sebab kita masih memiliki banyak potensi baik sumber daya alam maupun hasil bumi.
Barangkali membenahi regulasi sebab sampai saat ini, setiap tetes minyak sawit dari perkebunan besar yang dikelola
swasta kita tidak tau berapa rupiah untuk masyarakat sekitar kebun. Mereka
hanya bisa menumpang jadi kuli tanpa jaminan kesehatan apalagi jaminan hari
tua. Sedangkan perkebunan besar menguasai lahan hingga puluhan ribu hektar.
Pagar Dewa, 08062023
Salam UJH. (Red)