GUDATAnews.com,
Bengkulu - Miris.
Itu yang bisa kita ucapkan atas apa saja yang kita saksikan melalui sosial
media. Saat seharusnya saling kunjung, saling memaafkan antara sesame, di Jambi
malah terjadi tawuran antar kampung.
Kala masyarakat kelas bawah mengharapkan penegakan hukum secara
adil. Setelah viral baru diproses. Barangkali kalau tidak viral mungkin dingin,
diam, dan entah bagaimana kasus yang menimpa orang-orang yang teraniaya atau
terzalimi.
Usai Ramadhan semestinya masjid ramai karena satu bulan penuh
kita dilatih dan ikut Shalat Tarawih yang hukumnya sunnah dengan tubuh lelah
akibat seharian menahan lapar dan haus. Kadang juga berat karena baru sudah
makan minum lumayan banyak tetapi tetap ikut dan sanggup untuk datang ke masjid
Shalat Isya dan Tarawih. Kini Shalat Isya pun susah memenuhi satu shaf, apalagi
di kampung-kampung. Jangan-jangan masjidnya buka hanya Jumatan saja padahal
satu bulan selama Ramadhan masjid buka siang malam. Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam,
لَيْسَ صَلاَةٌ أَثْقَلَ عَلَى الْمُنَافِقِينَ مِنَ الْفَجْرِ وَالْعِشَاءِ
، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا
“Tidak ada shalat yang paling berat dilakukan oleh orang
munafik kecuali shalat Shubuh dan shalat Isya’. Seandainya mereka mengetahui
keutamaan keduanya, niscaya mereka akan mendatanginya walaupun sambil
merangkak.” (HR. Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651)
Pagar Dewa, 02052023
Salam UJH. (Red)