GUDATAnews.com,
Bengkulu - Menjelang
petang jamaah haji mulai meninggalkan Arofah untuk menuju ke Mina. Selama di
Mina para jamaah haji akan melontar jumrah. Kerikil yang diambil di Muzdalifah
untuk dilontarkan pada tiga jamrah yakni Ula, Wusta dan Aqobah. Selama di Mina
ada 2 pilihan, nafar awal dan nafar tsani. Jarak antara tenda di Mina dengan
tempat melontar itu bervariasi. Ada yang kurang dari 1 km dan ada yang mencapai
belasan kilo meter apalagi di Mina Jadid.
Pilihan Nafar Awal atau Nafar Tsani adalah kesepakatan
jamaah. Mengambil salah satunya adalah sah. Nafar awal adalah rombongan
keberangkatan yang akan meninggalkan Mina lebih awal yakni sebelum senja 12
Zulhijjah berakhir. Sementara Nafar tsani adalah mereka yang masih ingin berdiam
sehari lagi di Mina hingga 13 Zulhijjah dan kembali melakukan jumrah.
Menurut para ulama, Nafar Awal tidak boleh berdiam di Mina
lewat dari sore akhir 12 Dzulhijjah, karena kalau sampai maghrib masih di Mina
berarti masuk tanggal 13 dan harus lanjut nafar kembali melanjutkan nafar
tsani. Melakukan Nafar awal jika memang ada keperluan yang mendesak atau memang
sudah tidak mampu lagi untuk melanjutkan hingga tanggal 13 Dzulhijjah. Tahallul
dilakukan ketika usai melontar jumrah Aqabah di hari pertama melontar.
Selanjutnya melontar dengan pakaian biasa tidak dengan berpakaian ihram.
Pagar Dewa, 22052023
Salam UJH. (Red)