GUDATAnews.com, Bengkulu - Lansia yang diprioritaskan terkadang bukan cuma umur saja
yang tua tetapi ada juga 1 atau 2 orang yang tidak bisa berbahasa Indonesia
atau masih ada yang buta huruf. Menunaikan haji gelombang ke 2 cukup berat
seperti yang kita sampaikan pada bagian-bagian terdahulu. Maka, amat sangat
dibutuhkan ekstra sabar, saling pengertian dan kekompakan. Mininal regu. Sebab,
kalau masing-masing regu kompak Insha Allah serombongan akan lebih mudah dan
lancar. Pelaksanaan ibadah tidak berdasarkan regu tetapi rombongan. 1 bus 1
rombongan. Tawaf dan Sa'i satu rombongan.
Disamping itu, letak bangunan
Baitullah sangat berbeda dengan masjid Nabawi. Masjid Nabawi di tanah yang
datar dan luas sedangkan Baitullah di tanah yang berbukit-bukit. Jarak hotel ke
masjid Nabawi radius 100 M s.d 1 KM. Sedangkan di Mekkah bisa berjarak 4 s.d 14
KM dari Baitullah. Potensi nyasar dan tersesat sangat memungkinkan kalau
terpisah dari rombongan. Kunci kompak selalu dalam seregu. Di dalam masjid pun
ketika di Baitullah sangat berbeda jauh dengan masjid Nabawi. Bisa saja masuk
di pintu X lalu berputar dan bila tidak ingat tanda-tanda pintu masuk kita akan
keluar dari pintu Y dan ini berbeda jalur dengan bus yang kita tumpangi.
Karena jauh itulah maka pemerintah
kerajaan Saudi Arabia selama musim haji menyediakan bus besar yang mengangkut
jamaah pulang pergi dari hotel ke haram. Tentu sangat sulit kita menemukan bus
yang kosong penumpang. Artinya jamaah satu rombongan akan terpisah saat ke Baitullah
baik saat berangkat maupun saat pulang ke hotel. Kuncinya, jangan sendiri saat
pulang pergi ke haram.
Pagar Dewa, 15052023
Salam UJH. (Red)