GUDATAnews.com,
Bengkulu - Hampir
semua dari diri perempuan adalah aurat termasuk suaranya. Hanya muka dan
telapak tangan saja dari anggota tubuh perempuan yang bukan aurat. Maka, untuk
menjaga kehormatan perempuan dalam hal apa saja, semestinya laki-laki dan
perempuan dilarang berdekatan kecuali mahramnya termasuk shalat. Apalagi shalat
idul fitri dan shalat idul adha yang ribuan jamaahnya digelar di lapangan
terbuka, untuk menjaga kehormatan perempuan Rasulullah menyampaikan
قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : خَيْرُصُفُوْفِ الرِّجَالِ اَوَّلُهَاوَشَرُّهَا
اَخِرُهَا, وَخَيْرُصُفُوْفِ النِّسَاءِاَخِرُهَاوَشَرُّهَااَوَّلُهَا.
Rasulullah bersabda: Sebaik-baiknya shaf-shaf lelaki itu di
shaf paling awal dan seburuk-buruknya shaf lelaki itu shaf paling akhir. Dan
sebaik-baiknya shaf-shaf perempuan itu di akhir dan seburuk-buruknya shaf
perempuan itu di paling awal. (Hadits ini diriwayatkan Imam Muslim, Abu Dawud,
Turmudzi dan Nasai).
Mengapa demikian? Karena semakin jauh shaf perempuan dari
shaf laki-laki maka semakin kecil kemungkinan terkena fitnah. Itulah mengapa
shaf terbaik perempuan ada di paling belakang.
Lalu bagaimana kalau ada pembatas antara laki-laki dan
perempuan? Jika ada pembatas antara shaf laki-laki dan perempuan maka berlaku
bagi perempuan memilih shaf terdepan karena kemungkinan munculnya fitnah sulit
terjadi disebabkan ada pembatas yang baik dan sempurna antara shaf laki-laki
dan perempuan.
Pagar Dewa, 06042023
Salam UJH. (Red)