Sinar rembulan. (Foto:
Mitradi HFA)
GUDATAnews.com,
Bengkulu - Kita
sudah di hari ke 21 Ramadhan, artinya menyisakan sepuluh hari terakhir. Kalau
pasar dan pusat-pusat perbelajaan biasanya sudah mulai padat dan ramai. Kadang
jadi serba susah kalau bawa mobil sendiri, datang awal mobil kita bisa tertutup
oleh mobil orang. Datang siang tidak kebagian tempat parkir yang dekat. Disisi
lain masjid dan mushalla sudah mulai sepi. Padahal di 10 malam terakhir Allah
sediakan satu malam yang lebih baik dari 1000 bulan.
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ , تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ
وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ , سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ
الْفَجْر
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam
itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk
mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”
(QS. Al Qadar: 3-5).
Kapan malam lailatul qadar itu? Allah sengaja tidak memberi
tahu pada manusia malam apa lailatul qadar secara pasti agar supaya manusia
berusaha untuk mencari sendiri dengan lebih menggiatkan ibadah di 10 malam
terakhir. Sebab bukan cuma lailatul qadar yang bernilai luar biasa tetapi usaha
manusia mendapatkan mencari ridlo Allah dengan perantara lailatul qadar itu
juga istimewa di mata Allah.
Meskipun ada hadits baginda Rasulullah tentang malam lailatul
qadar adalah di 10 akhir Ramadhan pada malam-malam ganjil namun sebagai manusia
yang lemah tidak layak kita memilah dan memilih malam yang terbaik adalah konsisten
dari awal sampai akhir Ramadhan.
Pagar Dewa, 12042023
Salam UJH. (Red)