GUDATAnews.com,
Bengkulu - Selain
menjaga dari sesuatu yang membatalkan puasa, selama berpuasa kita juga dituntut
menjaga lisan. Sebab lisan yang terbiasa berdusta, berghibah, mencaci bahkan
memfitnah bisa jadi membuat puasanya sia-sia. Rasulullah bersabda
رُبَّ صائمٍ: حَظُّه من صِيامِه الجوعُ والعطشُ
Artinya, "Betapa kerap orang berpuasa: yang dia dapat
dari puasanya hanyalah lapar dan haus," (HR Thabrani dari Ibnu Umar).
Diam bukan hanya menahan diri untuk tidak berbicara yang
baik-baik, diam juga dituntut tidak meladeni semua ucapan caci maki dari
siapapun baik lisan maupun tulisa. Sebab perlu kita ketahui juga bahwa
Orang yang diam saat
dicaci maki itu bukan karena dia bodoh, justru dia lebih pintar karena
dia memahami bahwa melawan orang bodoh cukup dengan diam.
Betapa banyak kita baca dalam beberapa grup yang kerjanyanya
cuma caci maki, mengupat, ghibah bahkan fitnah tetapi yang dicaci maki
jangankan menjawab membaca pun mungkin tidak karena rugi menghabiskan waktu
berjam-jam di berbagai grup hanya untuk mencaci maki orang lain.
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: سِبَابُ المٌسْلِمِ فُسُوقٌ، وَقِتَالُهُ كُفْر
Dari Abdullah bin Mas’ud RA berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Mencela
seorang muslim merupakan kefasikan dan memeranginya merupakan
kekufuran’.”
Pagar Dewa, 04042023
Salam UJH. (Red)