Ibadah salat di masjid.
(Foto: Mitradi HFA)
GUDATAnews.com,
Bengkulu - Terlahir
dan dibesarkan serta Insha Allah pun mungkin meninggal di Indonesia, negara
besar dan luas. Mengayomi 6 agama yang diakui berdasarkan Undang-undang Dasar,
beragam bahasa daerah, kuliner dan aneka budaya serta adat istiadat tetapi
mampu ber Bhinneka Tunggal Ika. Sungguh sangat patut disyukuri.
Pernahkah kita merasakan bahwa tiada tersisa satupun
kenikmatan di dunia ini yang lebih lezat daripada salat berjamaah dan berjumpa
dengan saudara (seiman). Rumah ibadah kian ramai, shaf-shaf shalat semakin
panjang. Berbaur tua muda, kaya miskin dengan tidak membedakan kasta. Inilah
nilai mukmin bersaudara.
"مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوادِّهم وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَوَاصُلِهِمْ
كَمَثَلِ الْجَسَدِ الْوَاحِدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ
الْجَسَدِ بالحُمَّى والسَّهَر"
Perumpamaan orang-orang mukmin dalam persahabatan kasih
sayang dan persaudaraannya sama dengan satu tubuh; apabila salah satu
anggotanya merasa sakit, maka rasa sakitnya itu menjalar ke seluruh tubuh
menimbulkan demam dan tidak dapat tidur (istirahat).
Di dalam hadis sahih disebutkan pula:
"الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ، يَشُدُّ بَعْضُهُ
بَعْضًا"
Orang mukmin (terhadap mukmin lainnya) bagaikan satu
bangunan, satu sama lainnya saling kuat-menguatkan.
Cobalah ikut merasakan bagaimana rasanya kenikmatan shalat
berjamaah terlebih saat ini di bulan Ramadhan setiap shalat lima waktu selalu
ramai dengan jamaah. Mumpung Ramadhan masih tersisa.
Pagar Dewa, 08042023
Salam UJH. (Red)