Kesibukan mencari nafkah. (Foto: Mitradi HFA)
GUDATAnews.com,
Bengkulu - Tidak
asing kata buntu di telinga kita. Buntu artinya tertutup. Misalnya gang atau
jalan buntu, tetapi lazim juga digunakan ketika tidak memiliki uang kita
bilang, lagi buntu.
Buntu ekonomi belum tentu buntu pemikiran atau ide, tetapi
buntu ide nyaris bisa dipastikan bisa membuntukan ekonomi. Petuah Buya Hamka,
pengkerdilan terkejam adalah membiarkan otak bersarang di badan yang istirahat
sebelum lelah.
Oleh karena itu beberapa ayat mengingatkan agar kita
senantiasa berfiikir bukan semata atau sekedar memenuhi hajat hidup tetapi
berfikir bagaimana membangun peradaban, akhlak, ekonomi serta kemampuan
mengolah segala potensi yang dimiliki untuk sebesar-besarnya bagi kemaslahatan
umat manusia dan alam sekitar. Sehingga bukan saja makmur tetapi akan menjadi
pribadi yang bermartabat serta disegani. QS AL BAQARAH:219
يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِۗ قُلْ فِيْهِمَآ
اِثْمٌ كَبِيْرٌ وَّمَنَافِعُ لِلنَّاسِۖ وَاِثْمُهُمَآ اَكْبَرُ مِنْ نَّفْعِهِمَاۗ
وَيَسْـَٔلُوْنَكَ مَاذَا يُنْفِقُوْنَ ەۗ قُلِ الْعَفْوَۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ
لَكُمُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُوْنَۙ
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah:
“Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia,
tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya“. Dan mereka bertanya kepadamu
apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan“. Demikianlah
Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir,
Pagar Dewa, 07032023
Salam UJH. (Red)