Lahan persawahan di Kota
Bengkulu. (Foto: Mitradi HFA)
GUDATAnews.com, Bengkulu - Lahan pertanian untuk padi darat
dan sawah semakin sempit. Kalah pamor dengan sawit. Dahulu semasa kecil sering
diajak bermalam di ladang dan sawah menunggu padi dari pengganggu. Babi di
malam hari dan burung kalau siang hari. Kadang sambil menunggu sawah di malam
hari sambil mancing, masang tagang atau nyuluh pakai lampu strongking, obor
atau senter.
Kini lahan sawah di beberapa tempat banyak dialihfungsikan ke
kebun sawit. Akibatnya beras mulai naik. Saat ini secara nasional berdasarkan
pantauan dari berbagai media harga beras makin naik. Kepala Badan Pangan
Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan penyebab tren
kenaikan harga beras yang masih berlanjut. Salah satunya, akibat naiknya
harga bahan bakar minyak (BBM) di awal September 2022.
Jika harga tidak mampu dikendalikan oleh pemerintah maka
dapat dipastikan semakin dekat dengan Ramadhan yang menyisakan 1,5 bulan lagi
harga beras akan semakin tinggi. Saran agar berhemat tentu tak perlu lagi sebab
tanpa disarankan pun saat ini masyarakat sudah sangat berhemat sebab kondisi
ekonomi belum stabil. Lapangan pekerjaan masih belum menentukan sementara harga
komoditi hasil perkebunan sawit, karet, lada, kopi dan lainnya belum begitu
baik. Dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim disebutkan:
عن جابر أن النبي صلى الله عليه وسلم دخل على أم معبد حائطا، فقال
يا أم معبد من غرس هذا النخل؟ أمسلم أم كافر؟ فقالت بل مسلم. قال فلايغرس المسلم غرسا
فيأكل منه إنسان ولا دابة ولاطئر إلا كان له صدقة إلى يوم القيامة
Dari Sahabat Jabir, sesungguhnya Nabi Muhammad Saw memasuki
pekarangan Ummu Ma’bad, kemudian beliau berkata, “Wahai Ummu Ma’bad siapakah
yang menanam kurma ini? Muslim atau kafir?’’
Ummu Ma’bad menjawab, “Muslim.” Lalu Nabi Bersabda, “Tidaklah
seorang muslim menanam tanaman lalu memakannya baik manusia atau keledai atau
burung kecuali itu akan menjadi sedekah baginya hingga hari kiamat.” (HR.
Muslim).
Pagar Dewa, 11022023
Salam UJH. (Red)