Foto: Mitradi HFA
GUDATAnews.com, Bengkulu - Apa yang sering terucap dan
dilakukan lama-lama jadi kebiasaan. Ketika kita sering mendengar kata-kata
kotor dari mulut seseorang seakan-akan itu keluar spontan padahal itu adalah
akibat terbiasa mengatakan hal tersebut seperti anjir, babi dan kata bahkan mencarut.
Kebiasaan yang baik akan membuat ucapan dan perilaku menjadi
baik. Walaupun itu belum bisa dijadikan standar untuk menilai baik atau
buruknya seseorang tetapi dari ucapan dan perbuatannya tercermin kata baik atau
buruk.
Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam setiap ucapan. Bergaul
dengan siapapun boleh. Bersosmed dengan berbagai karakter manusia tidak
dilarang. Berpuluh grup-grup dari sosial media yang dipunyai tidak mengapa
tetapi menyaring dari setiap ucapan orang, komentar di grup, sosialita di dunia
maya mesti kita pilah dan pilih agar jangan menjadi kebiasaan yang buruk.
Seperti di grup-grup WhatsApp. Aktif di semua grup tetapi ucapannya selalu
buruk. Mencela, mencaci, ghibah bahkan fitnah. Na'udzubillah. Rasulullah
bersabda:
مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِيْ مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيْءَ
“Sesungguhnya tidak ada sesuatu apapun yang paling berat
ditimbangan kebaikan seorang mu’min pada hari kiamat seperti akhlaq yang mulia,
dan sungguh-sungguh (benar-benar) Allah benci dengan orang yang lisannya kotor
dan kasar.” ( HR. At Tirmidzi)
Pagar Dewa, 21022023
Salam UJH. (Red)