GUDATAnews.com,
Bengkulu - Sifat masing-masing manusia memang tidak
stabil. Kadang muncul rasa bahagia, lain waktu sedih menyelimuti. Hal itu
terjadi dalam segala bentuk dan keadaan baik pada barang, pekerjaan, suku,
agama, orang atau apa saja.
Perasaan yang berubah terlalu drastis terhadap sesuatu atau
pada seseorang bisa saja wajar muncul saat ada hal-hal tertentu dalam diri
orang tersebut yang tidak disukai. Bisa juga, kondisi seperti ini muncul karena
memang pikiran, hati atau jiwa sedang tertekan, semisal karena sedang
bermasalah dalam pekerjaan, pendidikan, keluarga, hubungan percintaan, dan
sebagainya, sehingga cenderung terganggu dengan hal-hal dan orang lain di
sekitar kita.
Tetapi membenci orang tanpa sebab dan orang tersebut tidak
ada kait mengaitnya dengan kita bahkan mungkin kenal dengan kita pun tidak. Ini
artinya kejiwaan kita sedang terganggu. Sebab sifat benci dengan pribadi orang
lain, suku, agama, jabatan, popularitas, harta dan sebagainya tanpa sebab
adalah penyakit hati dan ini biasanya dialami oleh orang yang tanpa dia sadari
sering membenci dirinya sendiri. Solusinya adalah jangan sempit pergaulan,
jangan egois, belajar berkompromi dengan diri sebab tidak semua sesuai dengan
maunya kita, sibuklah dengan memperbaiki diri, belajar memaafkan dan belajar
hidup sehat tanpa alkohol.
عن أنس بن مالك رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال:
لاَ تَبَاغَضُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَ تَدَابَرُوا وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً
وَلاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثٍ
Dari Anas bin Malik t bahwasanya Rasulullah e bersabda:
“Janganlah kalian saling membenci, saling hasad (dengki), saling membelakangi.
Dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak dihalalkan bagi
seorang muslim menjauhi saudaranya lebih dari tiga hari.” (Muttafaq Alaih)
Pagar Dewa, 07012023
Salam UJH. (Red)