Hutang Budi Dibawa Mati.
(Foto: Mitradi HFA)
GUDATAnews.com,
Bengkulu - Dulu ada
pepatah hutang emas dapat dibayar hutang Budi dibawa mati. Betapa sulit membalas
kebaikan dari seseorang walaupun sebatas kata. Kebaikan bagaikan hutang nyawa.
Sebaliknya sepatah kata pahit yang menggores hati seumur akan terkenang.
Mungkin kita punya sifat pendendam tetapi rasa sakit di hati itu sering selalu
bila bertemu dengan yang suka menyakiti.
Oleh karena itu, sering kita dengar orang berkata jujur pada
kita. Orang berbuat baik pada kita bukan segan dan takut dengan kita tetapi
jasa baik terasa hutang Budi.
Surat An-Nisa 86.
وَإِذَا حُيِّيتُم بِتَحِيَّةٍۢ فَحَيُّوا۟ بِأَحْسَنَ مِنْهَآ
أَوْ رُدُّوهَآ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ حَسِيبًا
Apabila kamu diberi penghormatan (salam) oleh orang lain,
maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah
dengan balasan yang sepadan. Sesungguhnya Allah Maha Memperhitungkan segala
sesuatu. (QS. An-Nisa’: 86)
Maka itu, hidup yang hanya sementara ini mati kita senantiasa
menjaga silaturahmi. Saling berbagi walaupun cuma kata-kata sapaan. Saling
doakan dalam kebaikan. Saling kunjungi dalam kesusahan. Saling rindukan saat
berjauhan. Sebab kelak di hari kemudian akan menjadi sebuah amal untuk syafaat
sesama teman.
Pagar Dewa, 15012023
Salam UJH. (Red)