GUDATAnews.com,
Bengkulu - Dalam
lubuk dapat diukur isi hati seseorang siapa yang tau. Maka itu Rasulullah
pernah bersabda :
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan
sesuai niatnya. (HR. Bukhari Muslim)
Zaman sekarang kita hidup nyaris tanpa batas. Apa saja
aktivitas teman, keluarga atau sahabat bisa kita pantau. Baik melalui
postingannya atau kita komunikasi langsung. Salah satu kebiasaan banyak orang
di era sekarang ini adalah memposting
segala sesuatu yang terkait dengan dirinya. Masakan, makan di luar, aktivitas
liburan keluar kota, kendaraan, kebun, sawah, pakaian, perhiasan dan entah apa
lagi. Lalu apa hukumnya dalam Islam yang demikian itu? Jika niatnya pamer dan
menyombongkan diri maka hukumnya dosa tidak boleh tetapi kalau bukan sombong
hanya ingin berkhabar pada teman dan keluarga hukumnya boleh. Firman Allah
dalam Al Qashash 76.
إِنَّ قَارُونَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوسَىٰ فَبَغَىٰ عَلَيْهِمْ ۖ
وَآتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي
الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لَا تَفْرَحْ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ
Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku
aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan
harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang
kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: “Janganlah kamu terlalu
bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan
diri”. (Al-Qashas : 76)
Oleh karena itu, kita tidak boleh menjudge bahwa setiap orang
yang suka mengupload foto makanan, kegiatan dan apa saja yang dilakukannya di
sosial media adalah orang yang suka pamer, sebab semua tergantung niat
masing-masing. Yang perlu kita lakukan hanya berusaha untuk menjauhinya dan
mendoakan agar saudara-saudara kita tidak termasuk orang-orang yang suka pamer
dan berbangga-bangga terhadap apa yang dia miliki.
Pagar Dewa, 28122022
Salam UJH. (Red)