GUDATAnews.com,
Bengkulu - Tidak
akan selamanya seseorang akan merasakan bahagia dan sebaliknya tidak akan
selamanya seseorang merasa susah dan menderita. Sebagai makhluk sosial. Senang
susah, kaya miskin dan tangis serta tawa selalu menghiasi sisi kehidupan
manusia. Maka, biasakanlah selalu berbuat baik. Pada siapapun. Sebab kebaikan
itu akan kembali kepada kita. Al Isra 7
اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ ۗوَاِنْ اَسَأْتُمْ
فَلَهَاۗ
"Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik
untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan)
itu untuk dirimu sendiri."
Tentang bagaimana cara kita berbuat kepada orang lain,
sifatnya sangat ralatif. Boleh jadi memperlakukan orang lain dengan tutur kata
yg baik, lebih mereka cintai ketimbang berbuat baik dengan cara memberikan
harta kepada mereka.
Namun di sisi lain, pemberian uang, harta walaupun sehelai
baju bekas lebih berkesan bagi seseorang ketimbang nasihat atau petuah. Maka
itu, selagi bisa berbuat baik, berbuatlah. Walau cuma sekedar senyum yang tulus.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيْهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ
فَيَقُوْلُ أَحَدُهُمَا: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا. وَيَقُوْلُ الْآخَرُ:
اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
"Tidak ada satu hari ketika para hamba berpagi hari
melainkan ada dua malaikat yang turun. Salah satunya berkata, “Ya Allah,
berilah ganti kepada orang yang berinfak.” Yang lain mengatakan, “Ya Allah,
berilah kebangkrutan kepada orang yang kikir.” (HR. al-Bukhari no.
1442 dan Muslim no. 2333)
Pagar Dewa, 02122022
Salam UJH. (Red)