GUDATAnews.com,
Bengkulu - Kata
orang bijak. Jika mau berangkat Umroh menunggu cukup. Cukup itu relatif. Jika
belum mau berangkat Umroh karena merasa diri masih kotor banyak dosa, siapa di antara
kita yang tidak punya dosa? Jika mau berangkat Umroh menunggu hingga usia tua,
siapa yang menjamin kita hidup sampai tua?
Ke Baitullah. Hanya saja di antara manusia yang turun ke bumi
ada yang yakin dengan Islam dan ada yang memeluk selain Islam. Dan yang Islam
pun berbagai macam corak kehidupan baik sosial, ekonomi, latar belakang maupun
pendidikan.
Semua ruh manusia sudah dipanggil untuk datang ke Baitullah.
Andai kata merasa belum ada panggilan. Mungkin kita yang tidak menghiraukan
panggilan itu. Jangankan panggilan ke Baitullah. Panggilan adzan saja banyak
yang tak peduli. Surat Al Hajj 27.
وَاَذِّنۡ فِى النَّاسِ بِالۡحَجِّ يَاۡتُوۡكَ رِجَالًا وَّعَلٰى
كُلِّ ضَامِرٍ يَّاۡتِيۡنَ مِنۡ كُلِّ فَجٍّ عَمِيۡقٍ
“Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka
akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang
kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh.”
Selagi mampu dan bisa tunaikanlah ibadah Haji. Bila tidak
mampu berhaji, maka berangkatlah menunaikan Umroh. Bila tidak mampu Umroh
jangan tinggalkan shalat 5 waktu dan Jumatan. Sebab semua ada ukurannya. Dan
Allah tidak membebani ummat-Nya kecuali yang mampu atas beban tersebut.
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya"
Pagar Dewa, 01122022
Salam UJH. (Red)