Air Sumber Kehidupan. (Foto: Mitradi HFA)
GUDATAnews.com,
Bengkulu - Saya
tidak tau apakah bahasanya sama atau tidak tetapi dahulu ada penampungan air
yang terbuat dari bambu seukuran betis orang dewasa panjang ruasnya mencapai
setengah meter lebih, itulah yang disebut dengan gerigik (bahasa Rejang).
Meminum air dari mata air yang jernih lalu ditampung dalam gerigik waktu itu
serasa meminum air dari kulkas saat ini. Segar, dingin, dan aroma bambunya
sangat khas.
Hati manusia persis seperti air dalam gerigik tersebut. Kita
tidak mampu melihat kejernihannya karena terselubung dalam bambu, namun kala
dituangkan hati kita berdecak kagum akan kejernihan dan kebeningan. Bukan itu
saja. Lebih dari itu bisa menghilangkan dahaga bagi siapapun yang meminumnya.
Masing-masing kita tidak mampu melihat hati tetapi apa yang
dikeluarkan hati menjadi sesuatu yang indah dan menyejukkan. Hati yang bening
dan bersih akan mengeluarkan sesuatu yang bening dan bersih. Baik tutur kata,
tatapan, dan perbuatannya. Itu sebabnya kita selalu diminta menjaga hati.
Firman-Nya:
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ
بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“(Yaitu) dihari harta dan anak-anak laki-laki tidqk berguna,
kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih” (Qs.
Asy-Syura’: 88-89).
Rasulullaah shallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ
كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
“Ketahuilah bahwa diantara jasad ini terdapat segumpal
daging, apabila baik maka baik pula seluruh jasad, namun apabila rusak, maka
rusak pula seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa itu adalah hati”. (HR. Bukhori no.52
dan Muslim
Pagar Dewa, 17122022
Salam UJH. (Red)