GUDATAnews.com,
Bengkulu - Kak Herman Suryadi,
S.Pd., M.Pd., adalah Pembina
Pramuka Gugusdepan
(Gudep) Krida Taruna yang berpangkalan
di SMP Negeri 6 Kota Bengkulu sejak tahun 1982. Beliau memberikan ilmu tambahan
kepada para anggota Pramuka Penggalang tiap malam Minggu dan malam Senin,
ketika banyak orang lain pada akhir pekan lebih memilih untuk beristirahat.
Suasana alam yang masih asri, suara kodok, sinar kunang-kunang, dan
lampu berbahan bakar minyak tanah menjadi saksi bisu atas kiprah Kak Herman Suryadi.
Sedangkan latihan wajib Gudep Krida Taruna berlangsung tiap hari Minggu.
“Bila ingin sukses,
seorang anggota Gerakan Pramuka harus mempunyai prinsip hidup ‘jadi pelopor bukan pengekor’,’’
demikian pesan Kak Herman
Suryadi, selaku Pembina Pramuka
kepada seluruh anggota Gerakan Pramuka Gudep
Krida
Taruna yang berpangkalan di SMP Negeri 6 Kota Bengkulu.
Prinsip
semangat “Jadi
Pelopor Bukan Pengekor” dinarasikan Kak Herman
Suryadi dalam bait-bait lagu yang beliau
ciptakan pada 8 Oktober 1985.
MARS KRIDA
TARUNA GUGUS DEPANKU
Krida Taruna gugus depanku
Tempat
latihan menimba ilmu
Luar
sekolah menjadi pandu
Giat
si muda mengisi waktu
Hai kawan-kawan semua
Lebih
utama dikau pramuka
Bersikap
sopan patuh dan takwa
Gemakan Dasadarma hai insan Pancasila
Krida
taruna gugus depanku
Padang
baktiku mengabdi tinggi
Riang
berkarya hati menyatu
Kusembahkan ‘tuk ibu pertiwi
Hai
kawan-kawan semua
Lebih
mulia dikau pramuka
Jadi
pelopor bukan pengekor
Jayalah
gugus depan kami Krida Taruna
Prinsip
hidup “Jadi Pelopor Bukan
Pengekor” menjadi penyemangat
bagi semua anggota Gerakan Pramuka yang kini menjadi Gudep Krida Taruna-Krida Srikandi yang berpangkalan
di SMP Negeri 6 Kota Bengkulu, ketika melaksanakan
semua kegiatan. Dengan
prinsip tersebut, semua kegiatan yang
direncanakan dan dilaksanakan harus mengacu kepada aturan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Untuk
mengetahui informasi dan perkembangan
dunia kepramukaan terbaru, Kak Herman Suryadi sering kali
berangkat ke Kwartir Nasional Gerakan Pramuka di Jakarta. Tujuan beliau ke sana, tidak lain untuk
membeli buku maupun berbagai perlengkapan
bagi anggota pramuka di Gudep. Selain itu, berlangganan
Majalah Pramuka yang diterbitkan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka menjadi
kebutuhan agar pengetahuan anggota
Gudep terus bertambah. Semua informasi Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka dari buku maupun
majalah, diterapkan dalam semua
kegiatan di Gudep. Tidak mengherankan Gudep Krida Taruna-Krida Srikandi Kota
Bengkulu selalu melakukan hal-hal yang baru.
Bahkan tak pernah kehabisan ide kreatif dalam
berinovasi.
Kak
Herman Suryadi sudah berada
di pangkalan gudep SMP
Negeri 6 Kota Bengkulu sejak Sabtu sore. Meskipun latihan rutin sebenarnya dijadwalkan tiap pada Hari Minggu pukul 14:00-17:30 WIB. Beliau baru pulang setelah
Salat Subuh pada Hari
Senin. Selanjutnya langsung berangkat mengajar ke salah
satu sekolah dasar yang berada di Gunungselan, Kabupaten Bengkulu Utara. Di luar jadwal latihan
rutin hari Minggu, para anggota Pramuka Penggalang bisa berkreasi dan
berdiskusi untuk melaksanakan berbagai kegiatan untuk menambah ilmu
pengetahuan.
Salah
satu ide
kreatif Kak Herman Suryadi dan didukung oleh
Ketua
Majelis Pembimbing Gugusdepan (Kamabigus) Kak
Kisman Suwandi, diterbitkanlah media cetak Buletin
GUDATA. Media tersebut berisikan
berbagai informasi tentang Gerakan Pramuka. Buletin
GUDATA
merupakan satu-satunya media
cetak yang pernah diterbitkan
di tingkat gugusdepan yang ada di Kwartir Daerah 07 Bengkulu. Era kekinian, sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman,
media GUDATA bertransformasi menjadi website gudatanews.com.
Selain
itu, para anggota Pramuka Penggalang di
gudep juga bisa mengasah
kemampuan sebagai penulis berita. Biasanya Kak Herman Suryadi yang juga sebagai wartawan Surat
Kabar Mingguan Semarak, mengajak anggota Pramuka Penggalang tersebut pada saat
melakukan wawancara kepada
sumber berita.
Para
anggota Pramuka Penggalang di Gudep
Krida Taruna juga diajak Kak Herman Suryadi terlibat
dalam menulis naskah dan
mendampingi beliau pada saat membawa acara “Derap Pramuka” Radio Republik
Indonesia (RRI) Stasiun Bengkulu
maupun “Gema Pramuka” Radio Khusus Pemerintah
Daerah (RKPD) Bengkulu. Berkat
kerja sama
Gugusdepan yang beliau pimpin dengan pihak RKPD Bengkulu, maka dilaksanakan pula kegiatan Hiking Angkasa
Wisata yang merupakan kegiatan hiking mengunjungi berbagai daerah tujuan wisata
yang ada di Kota Bengkulu.
Dalam
mengumpulkan dana untuk kegiatan, Kak Herman Suryadi berhasil membuat terobosan. Antara lain dengan
melibatkan anggota Pramuka Penggalang membuat kue bolu untuk dijual di kantor-kantor lembaga pemerintah maupun swasta pada
awal bulan. Sehingga dalam kegiatan penggalangan dana tersebut, terkumpul donasi yang melebihi target.
Untuk
memberikan tantangan agar berprestasi maksimal, Kak Herman Suryadi berkata bahwa anggota Gerakan Pramuka
Gugusdepan Krida Taruna
Bengkulu harus bisa tampil di tingkat nasional
bila ingin berhasil. Berkat
kerja keras Kak Herman Suryadi, anggota Gerakan Pramuka Gugusdepan Krida Taruna-Krida Srikandi mampu
menggapai prestasi di tingkat Kwartir Cabang Gerakan Pramuka 0704 Kota Bengkulu, Kwartir
Daerah Gerakan Pramuka 07 Bengkulu, bahkan hingga ke tingkat Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka.
Adapun
prestasi tingkat Nasional yang
diraih
oleh anggota Gudep Krida Taruna antara
lain sebagai peserta Gladian
Pemimpin Regu, peserta
Jambore Nasional, dan peserta
Lomba Tingkat V Nasional.
Selanjutnya,
berkat kalimat motivasi “Jadi
Pelopor Bukan
Pengekor”, para alumni Gerakan
Pramuka Gudep Krida
Taruna-Krida Srikandi Kota Bengkulu mampu berprestasi di lingkungan kerja
masing-masing. Kini,
mereka telah banyak yang sukses berkiprah
di Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia di Jakarta, ada pula yang telah menjadi kepala
dinas, Komandan Distrik
Militer (Kodim), dosen di perguruan tinggi, guru di sekolah negeri maupun swasta,
wartawan di media nasional, petani yang
sukses,
pedagang, pengusaha, Pelatih
Pembina dalam dunia kepramukaan,
dan profesi yang lain.
Menjelang
meninggal dunia pada 9 Mei 2021, Kak Herman Suryadi mampu dan sukses menggerakan
kegiatan “Temu
Alumni anggota Gugus Depan Krida Taruna-Krida
Srikandi (Gudep KT-KS)”. Kegiatan
tersebut dilaksanakan di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu pada
9-10 Januari 2021.
Ajang
temu alumni mampu
melahirkan program kerja yang bertujuan
memberikan manfaat bagi semua anggotanya. Setelah puluhan tahun para alumni
Gudep KT-KS Kota Bengkulu tak bertatap muka antar generasi. Pada saat itu, seolah-olah Kak Herman Suryadi
memberikan isyarat agar selalu menjalin silaturahmi. Jangan sampai seperti kacang yang lupa kepada kulitnya.
Bila
diibaratkan kebun, para alumni Gudep KT-KS Kota Bengkulu adalah kebun yang siap untuk
dipanen buahnya, dimanfaatkan
untuk meneruskan semangat “Jadi
Pelopor Bukan
Pengekor” dan terus
berprestasi. Meskipun Kak Herman Suryadi
telah tiada, tetapi semangatnya
terhadap organisasi Gerakan Pramuka harus terus dilanjutkan. Semua itu demi kebaikan
generasi muda di masa yang akan datang.
Kak Herman Suryadi, S.Pd, M.Pd. (berdiri paling kanan) bersama Kamabigus
Gudep Krida Taruna pangkalan SMP Negeri 6 Kota Bengkulu, Kak Kisman Suwandi
(berdiri paling kiri) serta 8 Pramuka Penggalang peserta Jambore Nasional 1986
utusan Gudep Krida Taruna. (Foto: Dokumen)
PEMBINA PRAMUKA SEGUDANG PRESTASI
Kak
Herman Suryadi, S.Pd., M.Pd., lahir
di Bengkulu, 16 Juni 1960. Putra ke-6 dari Bapak Ahmad Gafur dan Ibu Sawiyah.
Menamatkan pendidikan di SD Negeri 10
Kodya Bengkulu (1970), SMP Negeri 1 Kodya Bengkulu (1977), SPG Negeri Kodya
Bengkulu (1981), D-II PGSD FKIP Universitas Terbuka (1996), S-1 PGSD FKIP
Universitas Terbuka (2004), dan S-2
Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Bengkulu (2009).
Bekerja
sebagai guru Sekolah Dasar sejak tahun 1981. Pernah meraih predikat Guru Teladan II Kecamatan
Teluksegara (1994), Guru
Teladan I Kecamatan Teluksegara, Guru Teladan I Kodya Bengkulu, Guru Teladan I Provinsi
Bengkulu (1996), dan Finalis
Guru Teladan Nasional di Jakarta (1996). Predikat tersebut kembali beliau ukir dengan meraih gelar Guru Berprestasi
I Kecamatan Muarabangkahulu, Guru Berprestasi I Kota Bengkulu, Guru
Berprestasi I Provinsi Bengkulu, dan
Guru
Berprestasi III Nasional di Jakarta (2011). Pada
tahun yang sama juga, beliau meraih reward Guru Berprestasi dari Kementerian
Pendidikan Nasional untuk Penguatan Pendidikan ke Jepang. Beliau berakhir bertugas di SD
Negeri 88 Kota Bengkulu (2020).
Pernikahan beliau dengan
seorang gadis asal Banjarnegara, Jawa Tengah, Sri Mulyaningsih, dikarunia 4 orang putra
yakni: Pandu Jatra
Suryaningrat, S.E., Herdian Dwinusa, S.Kom., Muhammad Tahta Fajrianto, A.Md., dan Kun Fadila Wiranaba,
S.M.
Sementara
itu, Organisasi Gerakan
Pramuka tetap dipilihnya sebagai
wadah persaudaraan, tempat
menimba pengetahuan, keterampilan
di luar sekolah maupun di
luar rumah. Ia
mulai bergabung tahun 1978. Pendidikan kepramukaan diikutinya yaitu Kursus Mahir Tingkat Dasar (di Bengkulu,
1979), Kursus
Mahir Tingkat Lanjutan (di Argamakmur, Bengkulu Utara, 1985),
Kursus Pelatih Tingkat Dasar
(di Palembang, Sumatera
Selatan, 1986), dan Kursus
Pelatih Tingkat Lanjutan (di Cibubur, Jakarta Timur, 2014).
Kegiatan
kepramukaan lain yang pernah diikutinya antara lain: tahun 1982 bertugas dalam
kepanitiaan Lomba Tingkat V Nasional dan Raimuna Nasional di Cibubur, Jakarta Timur selaku Information Desk di Humas Kwartir Nasional Gerakan Pramuka; tahun 1983
peserta Karang Pamitran Nasional (KPN) I di Cibubur, Jakarta Timur; tahun 1987 menjadi Tim Monitoring Kegiatan
Lomba Tingkat V Nasional di Cibubur, Jakarta Timur utusan Kwartir Daerah 07
Bengkulu; tahun 1989 mengikuti Kegiatan Penyegaran
Pelatih Nasional di Cibubur, Jakarta Timur;
tahun 1991 sebagai Pembina
Pasukan Putra (Binpaspa) Kontingen Jambore Nasional di Cibubur,
Jakarta Timur; dan tahun 1992
menjadi peserta Penyuluhan dan Pelatihan Pembina
Pramuka Peduli Filateli Nasional di Cibubur, Jakarta Timur.
Setelah
berstatus sebagai Pelatih Pembina Pramuka, beliau aktif duduk di Andalan
Kwartir Cabang Kotamadya Bengkulu dan Kwartir Cabang Bengkulu Utara. Pada tahun 1983-1985 menjadi Pengasuh Acara “Derap
Pramuka” Radio
Republik Indonesia (RRI) Stasiun Bengkulu.
Tahun 1986-1988
menjadi Pengasuh Acara “Gema
Pramuka” Radio Khusus Pemerintah Daerah (RKPD)
Bengkulu. Tahun 1986-1987 menjabat
Ketua Korps Pelatih Kwartir Daerah 07 Bengkulu masa periode pengganti
antarwaktu. Tahun
1998 menerima Penghargaan
Lencana Pancawarsa
III. Tahun 2014-2019 sebagai Kepala Pusdiklatcab
Kwartir Cabang 0704 Kota Bengkulu. Tahun 2019-2021 menjabat sebagai Wakil Ketua
Andalan Kwartir Cabang 0704, sekaligus
membidangi Komisi C Pembinaan Anggota Dewasa Kwartir Cabang 0704 Kota Bengkulu.
Sejak tahun 1976, Kak Herman mulai
menulis puisi, prosa, drama, dan artikel. Karyanya pernah
dimuat di berbagai media cetak lokal dan
nasional.
Di antaranya di Majalah Kawanku, Hai, Teruna, Kucica, Majalah Pramuka, Warta Pramuka, Sarinah,
Mingguan Merdeka, Tabloid Asah, Tabloid Jelita, Media Sekolah (Jakarta),
Sahabat Pena (Bandung), Minggu Pagi (Yogyakarta), Mingguan Semarak,
Harian Semarak, Harian Rakyat Bengkulu, Media Bengkulu, Benteng, Tobo Kito, dan Harian Bengkulen Pos
(Bengkulu).
Prestasi kejuaraan menulis/ mengarang yang pernah
diraihnya: Juara II Mengarang Puisi Seprovinsi
Bengkulu “Balada Nyamuk Republik”
(1980), Juara II Mengarang Prosa
“Kembang-kembang Dalam
Belukar” (1981),
Juara III Mengarang Naskah Drama Daerah Bengkulu “Putri
Mayang Terurai” (1983),
Juara I Mengarang Puisi “Warakawuri” (1983), Juara I
Mengarang Prosa “Burniat” (1984), Juara II Mengarang
Naskah Drama Radio “Selamat Tinggal Si
Jambul Merah” (1987),
Juara III Menulis Buku Teks IPS SD
“Bengkulu Kemarin dan
Hari Ini” (1988), Juara I
Mengarang Buku Bacaan tingkat Provinsi Bengkulu “Bahana
Camar dan Cemara” (1993) dan buku yang
sama juga mendapat juara II
Nasional Penulisan Buku Bacaan Anak oleh Pusat Perbukuan di Jakarta (1993). Juara I Menulis
Buku Cerita Anak “Ketika Raflesia
Berbunga” (1994),
Juara II Menulis Kumpulan Puisi Anak
“Aku Ingin Jadi Presiden” (1999),
Juara II Menulis Cerita Anak
“Mastodon versus Monster” (2000),
Juara Harapan I Menulis Cerita Bergambar Anak “Impian
Si Lumang” (2000),
dan Juara I Lomba Bertutur
se-Sumatra di Padang, Sumatra Barat
(2002).
Pada tahun 2017, Salah
satu buku beliau yang berjudul
“The Carm of Bengkulu in
Indonesia Postage Stamp”, pernah mendapatkan
penghargaan dan diikutsertakan dalam Pameran Filateli Internasional kelas
literatur filateli di Singapura.
Sejumlah
karya-karya Kak Herman Suryadi antara lain: 14 judul buku fiksi tunggal, 4
judul buku nonfiksi tunggal, 27 judul buku kumpulan puisi bersama (antologi
puisi), dan 2 judul buku kumpulan
cerpen bersama (antologi cerpen).
Buku
Fiksi yang terbit tunggal adalah Novel
Anak “Bahana Camar dan Cemara” (Balai Pustaka Jakarta,
1995), Novel Anak “Ketika Raflesia
Berbunga” (Adicita
Karya Nusa Yogyakarta, 2001),
Kumpulan Puisi Anak “Aku
Ingin Jadi Presiden” (Wanda
Putra Persada Semarang, Jawa Tengah, 2002),
Novel Anak “Mastodon versus Monster” (Menara
Mega Persada, Banten,
2001), Buku Cerita Anak “Putri Gading Cempaka”, “Balai Buntar”, dan “Benteng Marlborough” (PKK
Provinsi Bengkulu, 2004 dan Citra Sahabat Bengkulu, 2010), Kumpulan
Puisi ‘‘Simfoni
Tanah Lahirku’’ (Oksana, Sidoarjo, Jawa Timur, 2014),
Kumpulan Puisi “Gerhana Bulan di Danau Dendam”
(Oksana, Sidoarjo, Jawa Timur 2014), Kumpulan Cerpen “Jatra dan Zoria” (Vio Publisher Medan, Sumatra Utara, 2015), Kumpulan Puisi “Tukang-Tukang dan
Dendam Danau Dendam” (Soega
Publishing Bojonegoro, Jawa Timur, 2015), Kumpulan Cerpen “Penghuni Taman Hati” (Pustaka Puitika,
Yogyakarta, 2015), Kumpulan Puisi “Sakura dan Raflesia” (Kaifa
Publishing Bandung, Jawa Barat, 2016), Kumpulan Puisi “Selamat Pagi Bengkulu” (LovRinz Publishing
Cirebon, Jawa Timur, 2019),
Kumpulan Puisi “Gairah Bulan Merah
Darah” (LovRinz
Publishing Cirebon, Jawa Barat, 2019), dan Kumpulan Puisi “Semburan
Dusta” (LovRinz
Publishing, Cirebon,
Jawa Barat, 2020).
Buku
Kumpulan Puisi bersama adalah “Riak 1” (Forum
Sastra Bengkulu, 1991), “Riak 2” (Forum Sastra Bengkulu,
1992), “Riak
3” (Forum Sastra Bengkulu,
1993), “Monolog” (Taman Budaya Bengkulu dan Forum Sastra Bengkulu, 1994), “Bunga
Rampai” (Taman Budaya Bengkulu, 1995), “Refleksi Setengah Abad
Merdeka” (Taman
Budaya Surakarta, Jawa Tengah, 1995),
“Kebangkitan Nusantara
II” (Studio Seni Sastra
Kota Batu, Jawa Timur, 1995),
“Besurek”
(Taman Budaya dan Forum Sastra Bengkulu, 1996), “Galanggang” (Dewan Kesenian Padang,
Sumatra Barat, 2003), “Pelatuk”
(Teater Andung Bengkulu, 2004), “Maharaja
Disastra” (Taman Budaya Bengkulu
dan Ombak Yogyakarta, 2006),
“Sumatera Disastra” (Taman Budaya Bengkulu,
2006), “Cinta
itu Bernama Indonesia” (Smart
WR Yogyakarta, 2014), “Kepada
Tuan Presiden” (Camar
Makassar, Sulawesi Selatan, 2014),
“Goresan-Goresan Indah
Makna Kasih Ayah Bunda” (Oksana
Sidoarjo, Jawa Timur, 2014),
“Terima Kasihku untukmu,
Guru” (Oksana
Sidoarjo, Jawa Timur, 2014), “Kado Puisi untuk
Bengkulu’’ (Oksana Sidoarjo, Jawa Timur, 2012), “Ibu
Dalam Balutan Rindu” (FAM
Publishing Pare Kediri, Jawa Timur, 2015),
“Ketupek Bengkulu” (Oksana Sidoarjo, Jawa Timur, 2016), “Gerhana Matahari di
Langit Fort Marlborough” (Oksana
Sidoarjo, Jawa Timur, 2016),
“Wajah Berseri Kepahiang
Alami” (Soega
Publishing Bojonegoro, Jawa Timur,
2016), “Gurita
dan Pantai Kaur” (Soega Publishing
Bojonegoro, Jawa Timur, 2016),
“Kursi Piti Mutasi” (Oksana
Sidoarjo, Jawa Timur, 2017),
“Sekebek Rindu Kito” (Oksana
Sidoarjo, Jawa Timur, 2017), “Seputih
Kembang Kopi Semerah Stroberi” (Soega Publishing
Bojonegoro, Jawa Timur, 2017),
“Bianglala di Langit
Utara” (Soega Publishing Bojonegoro, Jawa Timur, 2017), “Swarang
Patang Stumang” (Soega
Publishing Bojonegoro, Jawa Timur, 2017), “Samba
Lokan Mukomuko” (Soega Publishing
Bojonegoro, Jawa Timur, 2019), “Janji
Kita di Bendungan Seluma” (Soega
Publishing Bojonegoro, Jawa Timur, 2019),
“Bulan Tabot Bengkulu” (LovRinz Publishing
Cirebon, Jawa Barat, 2019), “Ikona
Korona” (LovRinz Publishing Cirebon, Jawa Barat, 2020), dan “Sesudah Zaman Tuhan” (Siger Publisher
Lampung Selatan, 2020).
Buku
Kumpulan Cerpen bersama beliau adalah “Sosok Hebat Itu Berlabel Emak” (Halaman
Moeka Jakarta, 2012) dan “Batu Akik Cempaka
Merah” (Oksana
Sidoarjo, Jawa Timur, 2015).
Buku
Nonfiksi karya beliau adalah “IPS
Mulok Bengkulu SD Kelas 5” (PT Pabelan Cabang
Bengkulu, 1997), “Bung Karno Dalam
Pengasingan di Bengkulu” Ed. (Aksara Press Jakarta,
2003), “Jejak
Karya 20 Pengarang Provinsi Bengkulu” (FAM
Publishing Pare Kediri, Jawa Timur, 2015), “Galeri
Puisiku” (Soega
Publishing Bojonegoro, Jawa Timur, 2016), “Pengalaman
Pertama Menjadi Guru” (Soega
Publishing Bojonegoro, Jawa Timur, 2017), “Seputar
Dongeng Mendongeng untuk Guru dan Orangtua” (Soega Publishing
Bojonegoro, Jawa Timur, 2017), “Profil
50 Pengarang dari Provinsi Bengkulu” (LovRinz Publishing
Cirebon, Jawa Barat, 2019), dan “Sehimpun Lirik
Lagu-Lagu untuk Pramuka” (LovRinz
Publishing Cirebon, Jawa Barat, 2019).
Kak Herman pernah juga mengasuh acara “Taman Harapan Kucica” dan “Tokoh Kita” di Radio Republik
Indonesia (RRI) Bengkulu (1979-1985).
Sempat
pula menjadi Wartawan Surat
Kabar Mingguan (SKM) Semarak
Bengkulu terbitan Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu
dengan nomor pokok SB-20 (1986-1987).
Beliau juga pernah menjadi Pengasuh Siaran “Pelangi Sastra” dan “Obrolan Celoteh Selengek” di Radio
Khusus Pemerintah Daerah (RKPD) Tingkat I Provinsi Bengkulu (1988-1998).
Selain itu, beliau juga mengasuh
beberapa rubrik antara lain: “Kecek Kito Ajo” Harian Semarak Bengkulu (1992), “Kecek
Tobo Kito” Mingguan Tobo Kito
Bengkulu (1998), “Galeri Sastra” Harian
Rakyat Bengkulu (2005), “Celoteh Selengek” dan rubrik khusus anak-anak “Abeng” di Harian Bengkulen Pos
(2006).
Pernah
aktif di Pengurus Forum Sastra Bengkulu (1991-2004), Pengurus Himpunan
Pengarang Indonesia (HPI) Aksara Bengkulu (1994-2021), dan Ketua Komite Sastra
Dewan Kesenian Daerah Provinsi Bengkulu (1999).
Pernah
juga diundang sebagai
Peserta Pertemuan Sastrawan Nusantara IX (1997) di Padang, Sumatra Barat; Peserta Kongres VIII
Bahasa Indonesia di Jakarta (2003);
Peserta
Kongres IX Bahasa Indonesia di Jakarta (2008); dan Peserta Kongres X Bahasa Indonesia di
Jakarta (2013). Selain itu,
pernah pula menghadiri Pekan Sastra Balai/ Kantor
Bahasa se-Sumatra di Pekanbaru, Riau (2014);
Pekan
Sastra Balai/ Kantor Bahasa se-Sumatra di Jambi (2015); dan Pekan Sastra Balai/
Kantor Bahasa se-Sumatra di Bengkulu (2016). Pada ketiga Pekan Sastra tersebut,
beliau bertindak selaku anggota dewan juri Lomba Mendongeng Guru PAUD dan menghadiri
Temu Sastrawan se-Sumatra.
Peserta Temu Alumni Gudep Krida Taruma – Krida Srikandi pangkalan SMP
Negeri 6 Kota Bengkulu di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, 9-10
Januari 2021. (Foto: Dokumen)
MANUSIA MULTITALENTA
“Berbicara tentang Kak
Herman Suryadi yang juga akrab disapa Kakaktua Raja, sudah tidak diragukan
lagi kiprahnya. Beliau merupakan
perpaduan sosok manusia yang multitalenta. Beliau seorang guru, pembina pramuka, pelatih
pramuka, seniman, penyiar radio, penulis buku, aktivitis yang
tergabung di dalam banyak organisasi,
sekaligus
pemikir yang andal, aktual, dan fenomenal,” ungkap Yovi Guantara
Tanjung, S.AB., anak
ideologis binaan Kak Herman Suryadi
yang kini menjadi
novelis dan praktisi sastra.
Sementara
Tasmiyati, S.Pd., alumnus Gudep
Krida Taruna yang berpangkalan
di SMP Negeri 6 Kota Bengkulu dan kini
mengabdi sebagai guru SD Negeri 158 Bengkulu Utara berkata,
“Kak Herman Suryadi
adalah sosok Pembina Pramuka Penggalang yang selalu disiplin waktu. Semua
perkataan yang beliau sampaikan selalu diikuti dengan perbuatan nyata. Ilmu
yang beliau berikan membuat kita percaya diri untuk beragumentasi dalam
mempertahankan kebenaran.”
Kepala
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Bengkulu
Tengah dan Ketua Kwartir Cabang Harian Gerakan Pramuka
Kabupaten Bengkulu Tengah, Apileslipi, S.Kom.,
M.Si., bertutur,
“Saya berani tampil di
depan umum berkat dibina Kak Herman Suryadi karena mengikuti berbagai lomba
utusan dari Gudep Krida Taruna yang berpangkalan
SMP Negeri 6 Kota Bengkulu. Saat bertugas sebagai Aparatur Sipil Negara, saya
berusaha menciptakan program baru yang bermanfaat.”
Komandan
KODIM 0408 Bengkulu Selatan-Kaur, Letkol. Inf. Aswin
Suladi, S.E., M.Ak., alumnus Pramuka Penggalang
Gudep Krida Taruna yang berpangkalan
di SMP Negeri 6 Kota Bengkulu berujar,
“Kak Herman Suryadi
merupakan sosok Pembina Pramuka yang tegas, sederhana, dan tulus ikhlas dalam
berbagi ilmu.’’
Nisaul
Fadillah, S.Pd., M.Si., alumnus Gudep
Krida Taruna yang berpangkalan
di SMP Negeri 6 Kota Bengkulu, Dosen Universitas Islam Negeri Sultan Thaha
Saifuddin Jambi, dan Kandidat
Doktoral di Western Sydney
University-Australia menyatakan,
‘’Tak
banyak sosok yang multitalenta, tetap konsisten menekuni hobi, berprestasi
namun tetap aktif dalam organisasi Gerakan Pramuka sepanjang hayatnya. Sosok
itu ada pada figur Kak Herman Suryadi. Beliau begitu menginspirasi banyak
orang, termasuk saya.’’
Beberapa pendapat di atas
berasal dari alumni dalam dunia kepramukaan yang telah sukses
berkiprah dalam dunia kerja berkat ilmu, motivasi, dan tempaan Kak Herman Suryadi. Seperti kata pepatah bahwa harimau
mati meninggalkan belang, manusia mati meninggal nama. Pada kenyataannya, Kak
Herman Suyadi meninggal dunia melahirkan banyak manusia sukses di bidangnya
masing-masing. Tentu saja semua
kesuksesan itu berkat semangat beliau, “Mengabdi
Tanpa Batas untuk Membangun Ketangguhan Bangsa.” [Mitradi]