Tragedi abrasi pantai di
Bengkulu Utara. (Foto: Mitradi HFA)
GUDATAnews.com,
Bengkulu - Jangan
pernah menyesali yang kemarin sebab semuanya sudah berlalu dan tidak akan
pernah kembali. Sementara waktu tidak mengenal kompromi. Sepahit apapun tragedi
kehidupan masa lalu adalah catatan perjalanan hidup dan itu bukan akhir dari
segalanya.
Ketahuilah sesungguh tragedi dalam kehidupan adalah saat kita
terlalu cepat menjadi tua, namun terlambat untuk jadi bijaksana. Maka itu,
jadikan semua sejarah perjalanan hidup kita dan berbagai karakter hidup orang
lain sebagai ilmu serta menjadikan diri kita lebih bijak.
Rasulullah bersabda,
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَعْجَز
“Bersemangatlah mencari apa yang bermanfaat untukmu, mintalah
pertolongan kepada Allah, dan janganlah merasa lemah.” (HR. Muslim)
Tidak sedikit orang berpikir bahwa bijaksana hanya bisa
diperoleh di usia tua karena telah matang dengan asam garam kehidupan, banyak
pengetahuan dan pengalaman. Namun, tidak semua orang lanjut usia adalah orang
yang bijaksana. Hal ini membuktikan bahwa pengalaman dan usia bukan satu-satunya
sumber kebijaksanaan. Dan ingat, Rasulullah pernah berpesan,
عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ
وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ
خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Segala keadaan
yang dialaminya sangat menakjubkan. Setiap takdir yang ditetapkan Allah bagi
dirinya merupakan kebaikan. Apabila mengalami kebaikan dia bersyukur, dan hal
itu merupakan kebaikan baginya. Dan apabila dia tertimpa keburukan maka dia
bersabar, dan hal itu merupakan kebaikan bagi dirinya.” (HR. Muslim).
Pagar Dewa, 20112022
Salam UJH. (Red)