Kerusakan alam akibat
tambang batu bara di Bengkulu Utara. (Foto: Dokumen)
GUDATAnews.com,
Bengkulu - Bila dilihat
dari besarnya sumber daya alam dan kekayaan yang dikandung dalam perut bumi
tanah Indonesia memang tidak layak lagi ada penduduk miskin di negeri ini, tapi
kenyataannya berbanding terbalik. Sumber daya alam dan kekayaan alam tidak
sepenuhnya dinikmati oleh rakyat tetapi dikuasai oleh pemilik tambang atau
perusahaan perkebunan. Kita hanya pekerja kasar saja. Tentu ini ada sebabnya.
Salah satu sebabnya adalah karena aturan yang tidak berpihak.
Semisal hasil tambang atau perkebunan. Bertahun-tahun
perkebunan besar atau tambang batu bara menguras isi bumi di daerah penghasil
tapi coba lihat masyarakat sekitar tambang atau perkebunan. Alih-alih makin
kaya. Justru sebaliknya makin terpuruk karena lahan mereka sudah habis. Pihak
perusahaan paling banter membantu dengan dana CSR.
Mengapa demikian? Semua dikuasi negara. Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) atau royalti batu bara pun tidak sepenuhnya dinikmati oleh
daerah karena sudah diatur pemerintah. Kita hanya kebagian 80 persen.
Semestinya total royalti dari batu bara 100 persen untuk daerah sebab
pemerintah pusat bisa mengambil dari sumber lain. Sayangnya ini dibiarkan saja
oleh para wakil rakyat kita karena belum pernah terdengar gugatan tentang itu.
Apalagi hasil CPO. Kemana perginya? Berapa juta barel ton. Wallahu a'lam.
Pagar Dewa, 30102022
Salam UJH. (Red)