GUDATAnews.com, Kota Bengkulu – Kegiatan Jejak
Karya Sastrawan Bengkulu ‘Kakaktua Raja’ Herman Suryadi pada Rabu 16 Juni 2021 lalu
melalui zoom meeting berlangsung dalam suasana haru dan sangat berkesan bagi
para peserta.
‘’Saya merasa haru dan sangat berkesan karena ‘Kakaktua Raja’
Herman Suryadi masih sempat menulis saat menjalani perawatan di Rumah Sakit di
Kota Bengkulu,’’ ungkap Benny Arianovita, peserta kegiatan yang berada di
Morowali Sulawesi Tengah kepada GUDATAnews.com.
Benny yang merupakan alumni Gugusdepan Krida Taruna berpangkalan
di SMP 6 Kota Bengkulu tahun 1986 ini menjelaskan, semangat Kak Herman Suryadi
dalam menulis masuk dalam kategori sangat luar biasa dan patut ditiru bagi
generasi muda.
‘’Saya puas mengikuti kegiatan ini dari awal sampai akhir acara, semua tersaji dengan lengkap dengan memberikan kesan yang sangat mendalam para peserta, khususnya bagi saya pribadi,’’ ujar Benny.
Ajang dengan Pembawa Acara M Yusuf tersebut antara lain
menampilkan Narasi Sang Kakaktua Herman Suryadi yang disampaikan istri beliau
Sri Mulyaningsih.
Sebagai pendukung acara, Kepala Kantor Bahasa Bengkulu Yanti
Riswara, S.S., M.Hum. menjadi panelis dalam acara yang menampilkan narasumber
Drs. Agus Joko Purwadi, M.Pd. (FKIP Unib) dengan materi ‘’Herman Suryadi: Sosok
Fenomenal, Eksistensial dan Multidimensional’’.
Selain itu, tampil pula panelis Drs. Choirul Muslim, S.U., Ph.D.
(FMIPA Unib) pada agenda tersebut dengan moderator Yayah Chanafiah, dosen Unib.
Parade Karya Sastra juga tampil dalam kegiatan Jejak Karya Sastrawan Bengkulu ‘Kakaktua Raja’ Herman. ‘’Parade karya sastra ‘Kakaktua Raja’ Herman Suryadi ditampilkan dalam bentuk rekaman video yang diproduksi anak beliau Pandu dan Danu,’’ kata Yovi Guantara Tanjung, moderator Parade Karya Sastra.
Yovi menjelaskan, karya sastra ‘Kakaktua Raja’ yang ditampilkan
antara lain Buku Novel Anak ‘Ketika Raflesia Berbunga’. Kutipan Novel peraih
juara I Sayembara Menulis Buku Cerita Anak Tingkat Provinsi Bengkulu tahun 1994
tersebut dibacakan Meldavani, salah seorang cerpenis anak grup SICERNOV, asuhan
Kakaktua Raja Herman Suryadi.
Buku Novel Anak ‘Bahana Camar dan Cemara’ karya Kakaktua Raja
Herman Suryadi, Juara II Penulisan Buku Bacaan Anak Pusat Perbukuan Jakarta,
tahun 1993 juga ditampilkan. Kutipan Novel anak tersebut dibacakan Betti
Octryani, novelis asuhan Kakaktua Raja dan tergabung dalam grup SICERNOV.
‘Selamat Pagi Bengkulu’ merupakan puisi yang seringkali
dijadikan materi lomba puisi dan musikalisasi puisi. Puisi tersebut dibacakan
Imam Hanuji, sahabat Kakaktua Raja Herman Suryadi, yang sehari-hari aktif
sebagai konselor, pendakwah dan pernah menjadi Ketua Forum Lingkar Pena
Bengkulu.
Kemudian dilanjutkan pembacaan puisi ‘Lukisan Pasar Panorama’
oleh Ifad (Kun Fadila Wiranaba), putra keempat Kakaktua Raja. Ifad juga pernah
meraih juara I Lomba Cipta Puisi Lingkungan Hidup Tingkat Provinsi Bengkulu
Tahun 2008.
Selanjutnya pembacaan puisi ‘Semburan Dusta’ oleh Tasmiyati, Guru Bahasa Indonesia yang merupakan binaan Kakaktua Raja sewaktu beliau masih aktif sebagai anggota Gerakan Pramuka di Gugusdepan Krida Taruna berpangkalan di SMPN 6 Kota Bengkulu.
Sebagai penutup dibacakan esai terakhir yang ditulis Kakaktua
Raja Herman Suryadi. Esai ini beliau buat pada Sabtu, 27 Februari 2021, di
Rumah Sakit Ummi Kota Bengkulu. Esai berjudul ‘Kritik Pedas dan Pahit’
dibacakan Fransiska, seorang guru dan cerpenis asuhan Kakaktua Raja.
Kegiatan yang diikuti lebih dari 100 peserta
bertujuan agar semangat produktivitas sastrawan Herman Suryadi dalam bekarya
yang telah menembus tingkat nasional bisa menular ke penulis lainnya. (Mitradi HFA)