Bu Guru Tasmi bersama siswa-siswanya. (Foto: Dokumen)
GUDATAnews.com,
Bengkulu Utara – Adalah Tasmiyati, salah seorang guru yang bertugas di
SDN 158 Bengkulu Utara. Warga Desa Pematang Balam Kecamatan Hulu Palik Bengkulu
Utara ini harus tetap bertugas mengajar siswa-siswanya ketika pandemi global
Corona (Covid-19) melanda dunia dan Indonesia pada bulan Maret 2020 sampai bulan
September 2021.
‘’Akibat
jangkauan tempat tinggal yang medannya susah didatangi, sejumlah siswa tetap
datang ke sekolah dengan jadwal tertentu. Lalu guru memberikan tugas yang
dikerjakan di rumah. Dalam jangka waktu tertentu siswa mengumpulkan tugasnya
dan menerima tugas berikutnya. Namun siswa, guru dan sekolah harus mematuhi
protokol kesehatan untuk mengantisipasi pandemi global Corona,’’ kata Bu Guru
yang akrab disapa Bu Tasmi, terkait solusi agar pendidikan tetap berjalan kala
pandemi global Corona.
Guru
yang telah bertugas sejak 1 Desember 1991 ini menjelaskan, hambatan kegiatan
pendidikan selama pandemi Corona antara lain masih adanya siswa yang berasal
dari keluarga kurang mampu, sehingga tidak semua siswa bisa belajar dengan
menggunakan media HP atau laptop.
‘’Kurang
kepedulian dan pengawasan para wali murid terhadap pembelajaran anaknya
juga menjadi kendala proses belajar mengajar selama pandemi Corona,’’ ujar Guru
yang kini telah berusia 53 tahun.
Bu
Guru yang berobsesi menjadi Guru Teladan ini menambahkan, agar sukses seorang
guru harus kreatif menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, metode
belajar yang tepat dengan menggunakan alat peraga berupa gambar atau
visual.
‘’Seorang
guru juga harus mengikuti perkembangan zaman, menguasai ilmu dan teknologi.
Selain itu dapat menerapkan ilmu yang kita miliki dalam kehidupan sehari-hari
serta menjadi teladan di manapun berada,’’ tutur Bu Guru yang merasa terkesan
saat dihargai dan dihormati terkhusus dari mantan siswanya.
Ia
menceritakan merasa nyaman saat bertugas karena tidak terlalu jauh dengan
kediamannya. Selain itu, di tempat tugas mendapatkan pemimpin yang
mengayomi, rekan kerja yang baik dan kompak.
‘’Saya
merasa senang karena dapat mendidik generasi muda penerus bangsa yang berakhlak
mulia serta berprestasi. Profesi sebagai guru selalu memiliki peluang selama
pendidikan masih ada,’’ papar Bu Guru yang aktif sebagai anggota Gerakan
Pramuka saat menempuh pendidikan di SMP Negeri 6 Kota Bengkulu.
Namun
kadang kala, guru juga mengalami kesulitan dalam mengajar dan mendidik siswa
yang berkebutuhan khusus.
‘’Saya
juga merasa prihatin terhadap kasus hukum yang menimpa guru ketika berhadapan
dengan masyarakat (wali murid) yang kadang kala tidak menerima kasus murid
dengan guru. Hal yang kecil dibesar-besarkan,’’ demikian keluhnya. (Mitradi
HFA)