GUDATAnews.com, Sumatera Selatan - Koordinator Advokasi dan Investigasi Sumatera Selatan (Sumsel) bersih yang diwakili oleh Rinaldi Davinci meminta Presiden RI Joko Widodo segera mengevaluasi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya Bakar serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
‘’Ada beberapa masalah yang sampai sekarang yang belum terselesaikan dan dianggap gagal dalam menjaga fungsi pelindung serta pelestarian kawasan hutan yang berada di wilayah Provinsi Sumatera Selatan,’’ kata Rinaldi Davinci, Kamis 21 Oktober 2021.
Rinaldi Davinci menjelaskan, banyaknya kawasan hutan yang dijadikan ladang bisnis seperti pembukaan jalan tambang di kawasan hutan, pembiaran perambahan hutan, dan tidak menjadikan program perhutanan sosial sebagai program strategis nasional yang selama ini program perhutanan sosial menjadi salah satu program penyelesaian konflik tenurial dan agraris.
‘’Sedangkan Kementerian ESDM kami anggap gagal dalam
mengelola sumber energi secara baik dan berkelanjutan terkhusus di wilayah
Provinsi Sumatera Selatan,’’ ujar Rinaldi Davinci.
Rinaldi Davinci menambahkah, masih banyaknya pembiaran tambang ilegal di sektor tambang batu bara dan sektor minyak yang mengakibatkan kerugian negara yang sangat besar. Khusus akibat sector tambang batu bara banyak hak masyarakat yang hilang diakibatkan oleh aktivitas tambang batu bara dan pengangkutannya seperti dampak debu batu bara mengakibatkan kesehatan masyarakat terganggu serta menimbulkan berbagai jenis penyakit khususnya gangguang saluran pernafasan.
‘’Banyaknya aktivitas penambangan batubara di wilayah Provinsi Sumatera Selatan mengakibatkan perubahan bentang alam dan mengakibatkan lahan kelola masyarakat hilang serta kerusakan lingkungan hidup lainnya,’’ ungkap Rinaldi Davinci.
Rinaldi Davinci menguraikan proyek strategi nasional PLTU mulut tambang yang ada di wilayah Provinsi Sumatera Selatan harus segera dievaluasi karena masih menyisakan konflik bersama masyarakat antara lain pembebasan lahan yang belum selesai, penyerapan tenaga kerja masih penuh ketimpangan, penutupan sumber mata air, dan aliran sungai yang mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup.
‘’Pembukaan tambang batu bara di wilayah Provinsi Sumatera
Selatan juga akan semakin memperparah dan memperluas daerah yang mengalami
bencana alam banjir serta tanah longsor,’’ demikian Rinaldi Davinci. (Rds)