GUDATANews.com, Bengkulu - Sejak awal
bekerja tujuan utama saya memang menabung. Jadi saya hanya memegang pegangan
sedikit. Sampai di menit ke sepuluh sebelum tes dimulai, saya teringat satu
hal.
Restu dari
Bunda. Sembilan bulan tidak memberi
kabar, mengejutkan Bunda dengan kabar bahwa saya sedang mengikuti ujian SBMPTN.
Tidak panjang isinya. Assalammualaikum
Bun, hari ini Teteh ikut ujian SBMPTN tolong doakan yang terbaik. Kalau lulus Insya
Allah Teteh dapat beasiswa tidak membebankan Bunda.
Lalu hatiku
menjadi resah, darimana datangnya semua kekuatan untuk semua yang sudah saya
jalani sembilan bulan ke belakang kalau bukan dari Doa Bunda.
Ya Allah,
ternyata saya terlalu sombong. Maka dengan menengadah saya mengadu, beryukur
serta minta diberikan rahmat sebelum mengerjakan soal-soal di depan meja yang masih
tertutup rapat.
Seperti peserta
SBMPTN lainnya, saya juga harap-harap cemas. Hari ini adalah pengumuman. Apakah
saya akan masih atau tidak bekerja di sini lagi. Sama seperti peserta lainnya,
saya membuka dengan segala perasaan
berharap. Bedanya saya membuka web kelulusan di depan teman kerjaku.
Didoakan
beberapa orang merupakan penghargaan bagiku. Karena setidaknya ada kepedulian
di tengah kelelahan dalam diri mereka setelah bekerja. Detik-detik menegangkan
diakhiri dengan puluhan pelukan menyemangati untuk saya.
Mereka bilang
semoga sukses. Saya bergumam selamat bekerja keras. Karena ini bukan awal
kesuksesan, ini langkah awal perjuangan. Saya diterima sebagai mahasiswa
Bimbingan Konseling di Universitas Bengkulu.
Saat pertama
kali menggunakan almamater Universitas Bengkulu ada kebanggaan tersendiri dalam
diriku. Karena apa yang saya rasakan saat ini adalah hasil dari yang saya
usahakan sendiri. Saya bangga terhadap diriku yang memakai sepatu sekolah satu
tahun lalu yang sudah kekecilan.
Saya baik-baik
saja beberapa jam berada di halte menunggu jemputan teman yang sudah berbaik hati
ingin menjemput. Melihat mereka yang berpakaian serba baru aku membatin; mereka tahu apa, mereka mendapatkan semua
dengan mudahnya
Hari-hari
pertama masuk kelas menjadi sangat berat
bagiku. Kabar baiknya aku lulus seleksi penerimaan beasiswa Bidikmisi.
Tapi hari-hati tetap menjadi lumayan berat. (Bersambung/ Karya: Radha Dinda Agisni)