GUDATANews.com, Bengkulu – Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu dilanda banjir serta tanah longsor setelah hujan lebat terjadi pada Senin 18 Oktober 2021 sore sampai Selasa 19 Oktober 2021.
‘’Banjir yang menggenangi jalan raya di Desa Taba Terunjam Kecamatan Karang Tinggi Kabupaten Bengkulu Tengah mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas kendaraan,’’ kata Eka Oktarina, warga Bengkulu yang melalui jalan tersebut kepada GUDATANews.com, Selasa 19 Oktober 2021.
Ia menjelaskan, para pengendara harus bergantian melalui jalan raya yang tergenang banjir agar tidak terjebak sehingga kendaraan tak macet di tengah perjalanan.
‘’Sejumlah pengendara kendaraan bermotor malah terpaksa menunggu genangan banjir surut karena terlalu berisiko bila tetap nekad melalui genangan banjir yang cukup tinggi,’’ ungkapnya.
Banjir juga menggenangi jalan
raya di wilayah Rawamakmur, Bentiring, Tanjung Agung dan Tanjung Jaya Kota
Bengkulu. Selain itu, sedikitnya puluhan rumah juga tergenang banjir di
Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu.
Adapun lokasi yang mengalami bencana alam di Kabupaten Bengkulu Tengah antara lain Desa Taba Mutung (banjir dan tanah longsor), Desa Jambu (banjir), Desa Kelindang (banjir), Desa Penum (banjir), Desa Abusakim (banjir dan tanah longsor), Desa Kancing (banjir), Desa talang Enpat (banjir), dan Desa Pulau Panggung (banjir).
Banjir yang selalu melanda Kota Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu
Tengah disebabkan meluapnya Sungai Air Bengkulu.
Sungai Air Bengkulu yang hulunya berada di Kecamatan Taba
Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah dan hilirnya ke Kota Bengkulu, saat ini
tidak mampu lagi menampung volume air ketika hujan lebat terjadi dalam durasi
yang sangat lama.
Ketidakmampuan aliran sungai menampung volume air hujan dikarenakan
telah rusaknya lingkungan hidup. Hancurnya ekosistem antara lain terlihat dari
luasnya hutan yang telah gundul akibat dibuka untuk lokasi tambang batu bara di
sepanjang alur Sungai Air Bengkulu.
Selain itu, hutan juga rusak karena ditebang untuk dialihkan
menjadi kebun yang tidak mampu mengatasi abrasi sehingga terjadi longsor ketika
musim hujan tiba.
Beberapa tahun lalu, sejumlah wilayah di Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu, menjadi korban banjir bandang dan banjir besar. Akibat banjir tersebut menimbulkan korban jiwa, ribuan rumah terendam banjir, ratusan rumah rusak berat, sedang dan ringan.
Selain banjir, hujan lebat juga seringkali mengakibatkan tanah
longsor. Longsornya tanah juga mengakibatkan tertutupnya jalan sehingga
memacetkan arus lalu lintas selama berjam-jam.
Bahkan tanah longsor juga menimbulkan kerugian korban jiwa,
kerusakan rumah, bangunan, tertimbunnya lahan persawahan dan kebun milik
masyarakat.
Seharusnya, pemerintah dan warga bisa belajar dari bencana alam
yang selalu berulang kali terjadi di berbagai wilayah di Provinsi Bengkulu dan
Indonesia. Bila tidak diperbaiki lebih baik maka bencana alam akan terus
terjadi. (Mitradi
HFA)